Friday 22 January 2016

Moment Yang Tak Akan Terlupakan






16 November 2015, saya mengikuti pelatihan workshop peningkatan tutor wajar dikdas ULA dan Wustho di Hotel Balava Malang. Acara ini diselenggarakan oleh PD Pontren Kementrian Agama Kabupaten Malang.  Saya dan dua orang teman pengurus ditambah Kiai beserta Istrinya adalah perwakilan dari Pondok Pesantren “Raudlatul Ulum”. Saya dan teman pengurus berangkat dari pesantren dengan berpakai rapi tampa memakai songkok karena memang yang kami bayangkan hanya menjadi pesarta pelatihan, jadi baju dan celana jin saya kira sudah cukup rapi.
Setelah sampai di Hotel yang baru diresmikan itu, kami dan Kiai saya, Kiai Nashihuddin Khozin beserta Istrinya Ny. Luluk Mamluah masih memuaskan diri berfoto selfie menikmati keindahan panorama di dalam Hotel, maklum Hotelnya masih anyar atau mungkin karena sangking jarangnya masuk hotel. Selang beberapa menit setelah itu, Hp temen saya yang humoris Suda’I Dauda berbunyi, dan ternyata menerima SMS dari Kiai saya yang waktu itu sedang berbincang dengan panitia. Isi dari sms tersebut menyuruh saya untuk menjadi pembaca ayat-ayat suci Al-Qur’an dalam acara pumbukaan yang akan segara dimulai. Tersentak kaget saya rasakan, namun karena ini perintah guru sayapun mengiyakan. Dan saya masih ingat surat yang pernah pelajari sewaktu masih aktif belajar qiro’ah.
Tak lama kemudian, acarapun dimulai, rasa gemetar mulai terasa. Kemudian Kiai saya menghampiri,  dan bertanya“kamu punya songkok” tanya beliau. Dan saya langsung megang kepala, rasa gemetar bertambah, kerana saya tidak bawa songkok. Keringat mulai merembes. Takut grogi menjadi satu. Akhirnya saya jawab tidak. Kemudian kiai saya langsung mengambil songkok putih yang dipakainya dan langsung menaruh di kepala saya. Dan untungnya songkok tersebut pas dan lebih tampak agak ganteng, tapi masih lebih jauh kiai saya itu, karena beliau mirip dengan bintang flm India Hrithik Rosan.
Setelah itu Acara kedua pun dimulai yakni pembacaan aya-ayat suci Al-Qur’an, tertancap dalam diri saya harus tampil maksimal dan tidak boleh sampai memalukan. Akhir dengan semangat dan dukungan kiai, saya dapat tampil dengan maksimal dan saya merasa tidak mengecewakan kiai saya.
Moment ini merupakan sejarah yang tidak bisa saya lupakan, dan ini sebagai pembelajaran di kemudian hari agar selalu selalu siap dalam segala hal. Semoga kejadian ini mendapat barakah dan ridho guru dan bermanfaat dikemudian hari. Amin.

0 komentar:

Post a Comment