Friday 29 April 2016

Terjebak Dalam Orasi Bisnis



Siang itu, suasana kantor menjadi geger setelah menerima sepucuk surat dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji KBIH ternama di Jawa Timur. Tak terkecuali saya, yang baru datang mengajar teman-teman santri. Dalam undangan tersebut dipaparkan untuk menghadiri pelatihan MUTAWIF (Pemandu Ibadah Umrah) yang langsung diselenggarakan oleh KBIH tersebut. Dan yang membuat saya dan teman-teman terkejut, adalah karena di bawah undangan itu tertera tulisan “Bagi 5 peserta terbaik, langsung mendapatkan tiket umrah gratis”. Ayo, siapa yang tidak terkejut dengan iming-iming ini?. Bayangan saya pun waktu itu sudah memakai baju putih separuh badan, dengan hati khusyuk mengelilingi Ka’bah di Makah. Ditambah, dapat berziarah ke makam Rasulullah. (Ah, sungguh terhipnotis imajinasi saya waktu itu. Dan entah hilang kemana nalar kritis saya).  Selain itu, acara ini ditempatkan di salah satu Hotel kota Malang. Hotel, bagi kalangan santri termasuk tempat yang istimewa, lantaran santri lebih sering berada di tempat tradisional tak ber-AC. Sehingga inilah salah satu yang membuat saya dan teman-teman tersedot untuk menghadiri acara tersebut. Tidak hanya itu, biasanya acara pelatihan yang pernah saya ikuti, selalu mendapatkan uang transport, (lumayan, itung-itung buat tambahan membeli sebungkus rokok). Saya yakin, perasaan saya ini tak jauh berebeda dengan perasaan teman-teman saya, sekalipun dengan bentuk imjinasi yang berbeda. 

Malamnya, sebelum hari pelaksanaan acara itu tiba, saya terus membayangkan dan mengangan-angan materi ibadah umroh-haji yang nyaris lupa semua, lantaran tidak pernah saya pelajari mulai dulu waktu sekolah Madrasah Diniyah.  Bayangan saya, acara tersebut sebuah kompetisi. Jadi butuh persiapan matang. Lagi-lagi hanya meraba-raba bayangan optimis mendapatkan bonus umroh gratis. Tak sedikitpun menalar kritis status penyelenggaraan acara tersebut. Dan tujuan acara itu diselenggarakan.
**********

Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Cuaca cerah, seakan memberi semangat atas rasa optimis saya (umrah gratis, hehe). Kemudian dengan segala persiapan, saya dan lima teman saya berangkat mengendarai sepeda motor. Salip-menyalip seperti ajang kompetisi balap liar terjadi di sepanjang jalan. Dan akhirnya tibalah di tempat hotel tersebut dengan perasaan terhormat. Sungguh hati-hati kami berjalan. Khawatir ada langkah yang salah. Atau salah masuk ruangan. Sehingga, takut dikira orang desa yang tak pernah masuk kota (padahal memang iya, heh).  Kemudian setelah sampai di ruang resepsionis,Petugas hotel menyambut dengan semunyan manis. Dan mempersilahkan untuk menuju lantai III (Karena, seingat saya dalam undangannya memang di lantai III).

Seperti acara pelatihan pada umumnya, semua perserta wajib mengisi daftar hadir yang telah disediakan oleh panitia. Termasuk saya dan teman-teman. Setelah menerima materi pelatihan, saya dan teman-teman duduk serta siap menyimak pelatihan tersebut. dan bayangan saya masih menggumpal mendapatkan umrah gratis. Dan ingin saya urai dalam kompetisi ini.

Acara pun di mulai, dengan rangkaian pembukaan, kalam wahyu ilahi dan sambutan-sambutan. Nah, selanjutnya akan memasuki acara inti. Tutornya pun ternyata pemilik atau direktur KBIH tersebut. Dan disitulah nalar kritis saya mulai orbit. Bagaimana tidak, tutor pelatihan yang biasa saya ikuti adalah orang indepedent yang ahli dalam bidangnya.  Tapi mengapa acara ini tidak?. Ah, sayapun berusaha melenyapkan nalar itu. Intinya bagaimana caranya saya bisa berkompetisi menjadi peserta terbaik, sehingga mendapatkan umroh gratis.

Dengan berbagai macam materi yang disampaikan, sang tutor  berorasi dengah penuh semangat. Sampai urat lehernya tampak menonjol. Awalnya, materi yang disampaika memang mendidik. Menjelaskan bagaimana menjadi pemandu umroh (Tour Leader) yang baik, apa saja yang perlu dipersiapkan, tantangan-tantangan ketika menjadi pemandu, bahkan juga mengajari doa-doa ketika berangkat umroh dan haji. Sungguh mendidik bukan?. Tapi, perasaan saya tetap menunggu kapan kompetisi peserta terbaik itu dimulai (umroh gratis kawan).

Acara istirahat pun tiba, bertanda sesi pertama usai. Saya dan teman-teman  masih hanya mendapatkan ilmu tentang umrah. Makan siang ditunda setelah sholat. Padahal, perut sudah mulai koar-koar seperti mahasiswa berdemo menuntut pemimpin mensejahterkan rakyatnya. Terpaksa saya dan teman-teman, mencari mushollah yang jauhnya hapir setengah kilo meter. Dan kamipun melaksanakan sholat dhuhur di masjid Jami’ Kota Malang yang jaraknya memang tidak begitu jauh dengan lokasi pelatihan itu.

Dengan hati tenang, tentram, lantaran sudah melaksanakan sholat, di tengah panas dan ramainya hiruk-pikuk perkotaan, kami menuju ruang makan. Dan peserta lain ternyata sudah banyak yang mendahului. Akhirnya,  kami ber-enam bergilir mengambil nasi serta ikanya. Lagi-lagi dengan tingkah yang penuh hati-hati. Kemudian, setelah kami menyantap makanan mewah ala Restoran itu, kami memasuki ruangan dan duduk di tempat semula. Sementara saya meyakini kalau acara setelah ini pasti kompetisinya.

Tutor telah berada di depan para peserta yang cukup banyak itu, hingga ada peserta yang tak mendapatkan kursi sebelum panitia mencari kursi cadangan. Sesi kedua di mulai. Tutornya pun bukan orang lain. Hanya materinya yang tidak sama dari sesi pertama. Materi bisnis. Ya, sesi kedua berisi tentang bagaimana menjadi pembisnis KBIH,  akumulasi jama’ah umroh dan haji berikut laba yang dapat diperoleh, bahkan juga menjelaskan bisnis travel jama’ah haji. Saya mulai curiga ketika sang tutor membahas masalah bisnis. Pada akhir penjelasannya, ia menjelaskan begini: “ada beberapa bonus yang bisa anda dapat di KBIH “arofahmina” ini, diataranya adalah ketika anda dapat membawa 10 orang jama’ah ke KBIH saya ini, maka anda mendapatkan 1 tiket umroh gratis”. Waw, setelah saya mendengarkan ungkapan ini, rasa curiga semakin kuat. Bagaimana tidak, sepuluh orang jama’ah jika laba setiap jama’ah 5 juta misalnya, maka jumlah laba yang didapat adalah 50 juta. Sementara biaya umroh satu orang, kisaran 20-30 juta. Duduk manis tampa susah payah 20 juta masuk kantong Cuma-Cuma. Orasi Bisnis kan?.

Akhirnya, sampai acara selesai, tidak juga diumumkan kapan seleksi itu di mulai. Dan di ujung orasinya, totur yang sekaligus sebagai pemiliki KBIH itu menyampaikan bahwa peserta terbaik akan diseleksi oleh panitia melalui biodata yang telah diisi oleh peserta diawal acara tadi. Allamak, ternyata hanya diseleksi melalui biodata. Pikir saya ada ujian ketat, baik pertanyaan teoritis maupun praktis. Karena hadiahnya Umroh Gratis. Halah, akhirnya saya berpikir mana mungkin seleksi melalui biodata bisa mendapat hadiah Umrah Gratis. Kemprus. Teman-teman saya pun juga menggerutu. Anehnya lagi, sertifikat yang dijanjikan di undangan ternyata disuruh diambil di kantor cabang KBIH dan bertempat di kota Malang. “ma’af ya para hadirin, sertifikat yang saya janjikan lupa tidak saya bawa.  Anda dapat mengambilnya di kantor kami”. Ungkap dia di akhir orasi bisnisnya. “halah, kemprus, mana bisa acara besar dengan banyak panitia bisa lupa, bilang aja agar peserta tahu kantornya, sehingga enak kalau ingin mendaftarkan jama’ah haji, gituu.”. Pikir saya.

Setelah acara selesai, satu-satunya yang dinantikan tak kunjung diumumkan. Uang transport. Ya, ternyata bayangan imajinasi saya dan teman-teman tak dapat dihidupkan. Jangankan imajinasi berbaju putih separuh badan guna melaksankan umroh, biaya untuk bensin pun hanya menjadi sebuah imajinasi yang tak tertulis. Sabar, sabar sabar,.


Dengan memaksakan hati untuk ikhlas, akhirnya, saya dan teman-teman pulang dengan tangan kosong. Dan kembali ke habitatnya masing-masing.  

5 comments: