16 November 2015, saya mengikuti pelatihan workshop
peningkatan tutor wajar dikdas ULA dan Wustho di Hotel Balava Malang. Acara ini
diselenggarakan oleh PD Pontren Kementrian Agama Kabupaten Malang. Saya dan dua orang teman pengurus ditambah
Kiai beserta Istrinya adalah perwakilan dari Pondok Pesantren “Raudlatul Ulum”.
Saya dan teman pengurus berangkat dari pesantren dengan berpakai rapi tampa
memakai songkok karena memang yang kami bayangkan hanya menjadi pesarta
pelatihan, jadi baju dan celana jin saya kira sudah cukup rapi.
Setelah sampai di Hotel yang baru diresmikan itu, kami dan
Kiai saya, Kiai Nashihuddin Khozin beserta Istrinya Ny. Luluk Mamluah masih
memuaskan diri berfoto selfie menikmati keindahan panorama di dalam Hotel,
maklum Hotelnya masih anyar atau mungkin karena sangking jarangnya masuk
hotel. Selang beberapa menit setelah itu, Hp temen saya yang humoris
Suda’I Dauda berbunyi, dan ternyata menerima SMS dari Kiai saya yang waktu itu
sedang berbincang dengan panitia. Isi dari sms tersebut menyuruh saya untuk
menjadi pembaca ayat-ayat suci Al-Qur’an dalam acara pumbukaan yang akan segara
dimulai. Tersentak kaget saya rasakan, namun karena ini perintah guru sayapun
mengiyakan. Dan saya masih ingat surat yang pernah pelajari sewaktu masih aktif
belajar qiro’ah.
Tak lama kemudian, acarapun dimulai, rasa gemetar mulai
terasa. Kemudian Kiai saya menghampiri, dan
bertanya“kamu punya songkok” tanya beliau. Dan saya langsung megang
kepala, rasa gemetar bertambah, kerana saya tidak bawa songkok. Keringat mulai
merembes. Takut grogi menjadi satu. Akhirnya saya jawab tidak. Kemudian kiai
saya langsung mengambil songkok putih yang dipakainya dan langsung menaruh di
kepala saya. Dan untungnya songkok tersebut pas dan lebih tampak agak ganteng,
tapi masih lebih jauh kiai saya itu, karena beliau mirip dengan bintang flm
India Hrithik Rosan.
Setelah itu Acara kedua pun dimulai yakni pembacaan aya-ayat
suci Al-Qur’an, tertancap dalam diri saya harus tampil maksimal dan tidak boleh
sampai memalukan. Akhir dengan semangat dan dukungan kiai, saya dapat tampil
dengan maksimal dan saya merasa tidak mengecewakan kiai saya.
Moment ini merupakan sejarah yang tidak bisa saya lupakan,
dan ini sebagai pembelajaran di kemudian hari agar selalu selalu siap dalam
segala hal. Semoga kejadian ini mendapat barakah dan ridho guru dan bermanfaat
dikemudian hari. Amin.
0 komentar:
Post a Comment